Ads Top

Pembicaraan terkait nama Metro Exodus, terutama untuk versi PC, memang lebih banyak didominasi soal kebijakan publishing aneh yang diambil oleh Koch Media dan Deep Silver. Bahwa alih-alih memanfaatkan user masif Steam yang sudah menempuh angka ratusan juta, mereka lebih memilih untuk “mengunci” deal eksklusivitas dengan Epic Games Store yang memang menjanjikan bagi hasil yang lebih menguntungkan. Sementara di sisi lain, 4A Games – sang developer yang bekerja keras untuk meracik sebuah pengalaman Metro yang fenomenal justru menjadi sasaran amarah para fans yang seolah tidak mengerti bagaimana cara industri game bekerja. Padahal di sisi yang lain, Exodus mungkin bisa disebut sebagai seri terbaik Metro sejauh ini.


Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya sepertinya sudah punya gambaran cukup jelas apa yang ditawarkan dengan 4A Games untuk seri yang sebenarnya didasarkan pada novel Metro 2035 ini. Ada begitu banyak perubahan signifikan disuntikkan dan tentu saja penyempurnaan di sisi presentasi yang terlihat begitu fenomenal, terutama jika Anda menggunakan teknologi kartu grafis NVIDIA RTX dan menyalakan fitur Ray-Tracing yang ada. Namun perubahan paling signifikan yang paling kami sambut baik adalah kesempatan untuk menjelajahi dunia dan lore Metro yang seharusnya yang kali ini, tidak lagi “terkunci” pada terowongan-terowongan gelap. Kesemuanya dibungkus dalam konsep gameplay semi open-world yang kini memberikan Anda begitu banyak lokasi menarik untuk dijelajahi.


Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metro Exodus? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game dengan arah baru yang mengagumkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.


Metro Exodus tentu saja diposisikan sebagai seri sekuel dari apa yang terjadi di Metro: Last Light. Jika Anda termasuk gamer yang mendapatkan bad ending di seri sebelumnya, sebuah seri sekuel tentu saja terdengar mustahil mengingat sosok Artyom – sang karakter utama tewas di ending tersebut. Namun ending yang dihitung sebagai canon adalah good ending, dimana Artyom berhasil selamat dari konflik seri sebelumnya dan kini kembali di Exodus untuk melanjutkan petualangannya.


Seperti nama yang ia usung, Exodus berfokus tidak lagi pada terowongan kereta bawah tanah Moscow yang menjadi basis dunia untuk 2033 dan Last Light. Setelah apa yang terjadi di seri sebelumnya, Artyom menjadi sangat terobsesi untuk membuktikan pada penduduk Moscow yang tinggal di Metro bahwa mereka bukan satu-satunya yang selamat dari kiamat kecil yang terjadi. Bahwa ada komunitas di luar sana yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Mimpi tersebut terus ia kejar dengan terus mengeksplorasi dunia luar dan berupaya mencari bukti yang memang mendukung teorinya tersebut. Hingga pada akhirnya, sebuah bukti yang ia butuhkan akhirnya tiba.


Dalam misi ekspedisinya bersama dengan sang istri – Anna, Artyom tiba-tiba menemukan sebuah kereta api yang berjalan aktif melintasi rel. Bersama dengannya adalah para tawanan yang mengaku bahwa mereka semua datang dari luar Moscow. Pertempuran besar melawan kelompok penawan ternyata membuka fakta bahwa satu-satunya alasan Moscow begitu “sunyi” dari interfensi sinyal luar bukan karena tidak adanya lagi kehidupan di luar sana, tetapi karena pelacak sinyal yang pada akhirnya berhasil dihancurkan oleh Artyom. Bersama dengannya, mereka juga berhasil mengamankan sang kereta api yang mereka beri nama “Aurora”.


Pasukan Spartans yang sempat diperintahkan untuk mengamankan kembali Aurora dan menahan Artyom serta Anna kini menjadi salah satu kelompok baru yang matanya terbuka. Setelah memikirkan matang langkah mereka selanjutnya, kesemuanya setuju bahwa langkah logis terbaik yang bisa mereka tempuh saat ini adalah dengan membawa Aurora ke wilayah yang lain, mencari mereka yang berhasil selamat. Apalagi sinyal radio yang mereka terima juga memberi sinyal bahwa  setidaknya ada satu lokasi militer yang sepertinya selamat. Sebuah tempat bernama Moscow Defense Command sepertinya masih aktif dan meminta mereka yang berhasil selamat untuk berkumpul dan berkoordinasi di sana. Tidak perlu menunggu lama hingga para kru berupaya bergerak ke sana, lengkap dengan semua tantangan yang ada. Misi utamanya tentu saja, mencari “rumah baru” untuk Artyom, Anna, dan para Spartans yang percaya pada mereka.


Lantas, tantangan seperti apa yang harus dihadapi Artyom dengan kereta api Aurora milik mereka? Mampukah mereka menemukan “rumah selamanya” yang selama ini ia impikan? Siapa saja survivor yang akan mereka temui di sepanjang jalan? Anda harus memainkan Metro Exodus untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.


No comments:

Powered by Blogger.