Ads Top

IMPRESI AWAL FIFA 21, FRESH BAIK DI DESAIN ATAU DI PENGALAMAN BERMAIN

FIFA 21

 Hybrid mendapatkan akses lebih cepat untuk seri game sejuta umat, FIFA dari EA atau Electronic Arts. Sayangnya, meski sudah mendapatkan game ini untuk dicoba sejak Jumat (selesain di unduh), kami baru bisa mempublikasikan impresi awal ini tanggal 6 Oktober, sesuai NDA yang harus kami patuhi. Lalu seperti apa pengalaman bermain awal di FIFA 21? Berikut artikelnya.

Sebagai catatan awal untuk pembuka, saya sendiri cukup lama bermain seri game olahraga baik yang dari EA atau dari Konami sejak awal WE (Winning Eleven). Namun ketika FIFA hadir dengan kerjasama dengan klub bola yang menghadirkan nama tim dan pemain yang lebih real, saya dengan berat hati harus meninggalkan WE dan bermain FIFA.

Sempat beralih ke PES lagi ketika FIFA 19 cukup menyebalkan untuk dimainkan, dan akhirnya di seri FIFA 20 saya kembali bermain FIFA, sampai akhirnya cukup keranjingan FUT dan penasaran untuk bermain FUT lagi di seri FIFA 21.

Dari sisi skill, terus terang saya hanya masuk ke kategori pemain kasual yang bertanding secara kompetitif dengan teman-teman komunitas atau kantor. Sebelumnya tidak pernah mencoba FUT karena takut dompet jebol, meski akhirnya mencobanya di FIFA 20 dan ternyata kantong masih aman karena kalau tekun sebenarnya tidak perlu juga untuk mengeluarkan uang berlebih.

Untuk platform, baik FIFA 20 dan sekarang FIFA 21 saya coba mainkan di PS4.


Kenangan FIFA 20

Satu hal yang saya ingat dari FIFA 20 adalah, ini permainan, sulitnya bukan main. Bayangkan Anda sebagai pemain asli dan pintar menggocek layaknya bermain sepak bola beneran. Hampir semua tombol yang ada di stik PS harus Anda kuasai untuk bisa melakukan gerakan sempurna. Lalu, seperti halnya game Fighting, ada banyak kombo tombol yang harus diingat, dan terakhir, defense di game ini sulitnya sampe bikin monitor pengen dibanting.

Untuk FUT dua hal yang cukup menyebalkan dalam menyiapkan pemain adalah stamina dan fitness cards, karena selain harus memikirkan kontrak selain chemistry dan rating, pemain juga harus memikirkan stamina mereka, dan kadang keluar koin untuk beli jika tidak punya. Untungnya FIFA 21 sudah tidak ada lagi, dan kini kita sebagai player bisa fokus untuk memilih pemain terbaik, dengan chemistry dan rating tertinggi dan fokus berlatih agar bisa menang. Atau Anda juga bisa fokus untuk mendapatkan ‘hadiah’ di SBC (Squad Building Challenge).

Kenangan yang lain adalah lebih ke mekanis atau detail saat bermain game. Salah satunya adalah collision system, yang terasa kurang real, dan akhirnya diperbaiki di seri FIFA selanjutnya.


Yang lebih fresh di FIFA 21

Kalau melihat situs resmi dan juga informasi di artikel Hybrid sebelumnya, beberapa hal yang ditonjolkan EA untuk seri baru ini antara lain adalah kreativitas yang berhubungan dengan dribbling, berbagai fitur baru untuk VOLTA, lalu fitur-fitur tambahan untuk mode karir dan tentu saja peremajaan dari sisi desain dan lagu.

Tentu saja waktu beberapa hari tidak memungkinkan untuk mengeksplor secara detail semua fitur atau elemen gameplay dari FIFA 21, untuk itu artikel ini disematkan judul impresi awal. Sebenarnya mungkin saja bisa run through career mode secara mendalam, tapi saya harus merelakan Squad Building di awal dari mode FUT, dan saya lebih memilih untuk mulai menyusun tim di FUT alih-laih Career Mode. Tetapi sebagai impresi awal, dua mode yang cukup banyak dipromosikan EA, yaitu Career Mode dan Volta juga saya coba cicipi.

Untuk secara general beberapa catatan atas pengalaman penggunaan awal di game ini yang bisa saya catat adalah a very fresh new look dari sisi UI dan UX. Untuk desain, menu dan beberapa hal lain yang masuk dalam tampilan, game ini cukup memberikan penyegaran dari seri sebelumnya.

Awalnya saya agak ragu dengan desain cover yang muncul lebih dulu, karena terasa terlalu edgy, tetapi setelah masuk ke dalam game-nya, EA cukup menarik memberikan sentuhan desain modern pada franchise populer sepakbola ini. Flow akses menu juga beberapa ada yang diubah.

Misalnya saja untuk menu FUT, sekarang Anda bisa akses squad langsung dengan hanya menekan ke bawah stick L. Menu kustomisasi stadium juga dibuat lebih detail seperti mengganti warna, suara ketika menang sampai dengan elemen lain seperti badge atau hiasan stadion lain (tifo) yang memang sudah ada di game seri sebelumnya. Akses stadium juga bisa dilakukan dengan cepat di menu FUT utama dengan menekan stick L ke atas.

Secara desain, overall saya merasakan aura yang cukup segar dengan beberapa akses menu yang berbeda. Elemen-elemen desain juga hadir dengan menarik dan cukup pas. Warna dominan biru-ungu agak gelap juga cukup oke, meski ini bisa jadi masalah selera.

Elemen non gameplay lain yang cukup menarik dibahas adalah tentang soundtrack atau lagu. Saya ingat ketika bermain FIFA seri 2013 (iya selama itu), ketika menjelajah menu ada satu lagu yang sangat pas di telinga saya dan membuat saya akhirnya mencoba mencari band yang memainkannya dan akhirnya memasukan di playlist kesukaan.

Soundtrack di game kadang memang tidak terlalu diperhatikan. Apalagi mereka yang mencari tujuan hanya untuk bermain, misalnya setup di kantor atau mungkin di rental. Tetapi jika Anda memainkan game ini secara intens, misalnya menjelajah Career Mode atau mengatur pemain di FUT, maka lagu menjadi bagian penting karena akan menemani Anda selama berjam-jam. FIFA 21 menurut saya memberikan kombinasi yang cukup pas untuk daftar lagunya. Ini memang balik lagi ke masalah selera, tetapi kombinasi antara elemen desain, lagi serta kemudahan interaksi (UX) menjadi penting untuk game yang akan dimainkan selama setahun penuh, untuk genre olahraga, seperti FIFA 21.


Game Physics

Beralih dari sisi estetis, kita masuk ke pengalaman bermain, dribbling, shooting, defense dan crossing – heading. Seperti halnya di sisi desain, saya sendiri mendapatkan pengalaman yang bisa dirangkum dalam satu kata, yaitu fresh. Game physics yang didapatkan terasa ada yang baru, jika digabungkan dengan desain, lagi dan overall game, FIFA 21 bisa dibilang cukup terasa membawa kebaruan dari seri sebelumnya. Setidaknya itu pengalaman yang didapatkan pada impresi awal saya.

FIFA akan tetap menjadi game sulit, terutama untuk seri 20 ke atas, defense dan dribbling ada dua dari sekian banyak yang harus Anda melatih untuk bisa bermain secara baik, khususnya online, lebih khususnya FUT, bertanding dengan orang lain. Di FIFA 21, dua unsur ini tetap harus dilatih secara serius.

Pengalaman bermain singkat, saya malah merasa defense di FIFA 21 semakin sulit. Gerakan pemain lebih lincah sebenarnya ketika bertahan, misalnya ketika Anda menekan R1 sambil menggerakan pemain belakang. Tetapi hal ini mengakibatkan penyerang laman jadi lebih mudah menipu pemain belakang kita jika kita tidak hati-hati menggerakan pemain belakang. Pelajaran singkat yang saya dapatkan setelah bermain FUT online beberapa jam, Anda harus secara presisi (hati-hati dan pelan-pelan) ketika menggerakan pemain belakang. DI FIFA 20 pun sebenarnya demikian, tetapi gerakan di FIFA 21 terasa lebih fluid, jadi kemungkinan Anda salah langkah ketika menjaga pemain depan lawan akan semakin besar.


No comments:

Powered by Blogger.