Ads Top

Ghost of Tsushima jagatplay 29

 Masa akhir hidup sebuah konsol, terutama untuk Playstation, memang seringkali jadi momen yang layak diantisipasi. Bukan hanya karena rasa penasaran soal lompatan teknologi seperti apa yang akan diusung oleh konsol generasi selanjutnya, tetapi juga soal optimalisasi yang kini bisa ditawarkan oleh developer-developer first party di akhir masa hidup konsol. Salah satu tanggung jawab tersebut dipikul oleh Sucker Punch yang kini akan melepas salah satu game eksklusif terakhir yang ditawarkan oleh Playstation 4. Membawa Anda ke Jepang masa lampau, dalam sebuah cerita perang epik melawan pasukan Mongol yang hendak datang menjajah, ucapkan selamat datang kepada Ghost of Tsushima!

Di tengah rasa haus untuk sebuah game open-world yang menjadikan kultur Jepang sebagai basis, antisipasi terhadap Ghost of Tsushima memang terhitung tinggi. Apalagi sejauh mata memandang, lewat ragam screenshot dan trailer yang dilepas, Sucker Punch sepertinya menjalankan tugas dengan baik. Tidak hanya memastikan bahwa pertarungan katana yang menjadi esensi seorang Samurai dipresentasikan dengan baik, mereka juga mengadaptasikan konsep stealth yang kemudian dibentrokkan dengan nilai-nilai Bushido, yang notabene tampil denyut jantung untuk para pejuang dari negeri sakura tersebut. Semuanya kian menarik ketika homage pada film samurai lawas juga hendak ditawarkan via mode khusus bernama Kurosawa Mode.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ghost of Tsushima? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan romantisasi tanah dan katana berlumur darah? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.


Plot

Ghost of Tsushima jagatplay 5

Sebelum menyelam lebih dalam untuk membicarakan plot seperti apa yang diusung Ghost of Tsushima, kami harus menegaskan bahwa game ini tetap hadir dengan cerita fiktif. Bahwa terlepas dari fakta bahwa ia didasarkan pada event yang memang terjadi di sejarah dunia, Sucker Punch tidak berusaha untuk mereplika atau menyajikannya dalam kapasitas bak sebuah dokumenter sejarah. Ghost of Tsushima tetaplah sebuah game “fantasi” yang tidak dibangun untuk menjamin akurasi karakter, kondisi, dan sejarah invasi Mongol ke pulau luar Jepang tersebut.

Di akhir abad ke-13, para Samurai yang tinggal di Pulau Tsushima harus berhadapan dengan ancaman terbesar yang pernah ada. Pulau mereka yang damai tiba-tiba kedatangan begitu banyak kapal besar Mongol yang kini, mulai mendarat di pantai-pantai mereka. Semangat Bushido berkobar dengan tidak ada keraguan untuk mengorbankan nyawa demi membela Tsushima. Di antara pasukan yang dipimpin oleh samurai bernama Shimura tersebut, hadir Jin Sakai – sang keponakan yang juga bersiap mengangkat katana. Namun dengan persenjataan dan jumlah pasukan yang lebih mematikan, Tsushima pun berujung harus tunduk di bawah pasukan Mongol pimpinan Khotun Khan.

Ghost of Tsushima jagatplay 19

Ghost of Tsushima jagatplay 77

Dengan sebagian besar samurai yang berujung meregang nyawa, Jin Sakai menjadi satu dari sedikit samurai yang berhasil bertahan hidup. Diselamatkan oleh seorang pencuri bernama Yuna, Jin yang berhasil mendapatkan kembali semua perlengkapan perangnya kini mengemban misi yang baru – menyelamatkan sang paman, Shimura yang disebut-sebut ditawan oleh Khotun Khan di sebuah kastil. Jin percaya bahwa kehadiran sang paman akan membantu upayanya untuk mengusir pasukan Mongol menjadi sebuah usaha yang lebih rasional. Selama perjalanan, Jin juga bertemu dengan beberapa karakter lain yang juga hendak memperjuangkan hal yang sama, namun datang dengan masalah pribadi yang hendak mereka selesaikan terlebih dahulu.

Lantas, seperti apa perjuangan yang harus dilalui seorang Jin Sakai? Mampukah ia menyelamatkan sang paman – Shimura? Karakter companion seperti apa yang ia temukan di sepanjang perjalanan? Apakah ia akan berhasil mengusir pasukan Mongol dari Tsushima? Anda tentu saja harus memainkan Ghost of Tsushima untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.

No comments:

Powered by Blogger.